Serumpun Puisi Daffa Randai

Serumpun Puisi Daffa Randai

 

SEJARAH TELAH MENCATAT KITA

sejarah telah mencatat kita, manisku
begitu juga dengan seluruh bayang-bayang.
perjalanan sejauh-jauhnya akan selalu berujung
pada kepulangan yang sama sekali
tak pernah kita inginkan.

sejarah telah mencatat kita, manisku
begitu juga dengan seluruh perjalanan.
batu-batu kusangka bertugas mengeraskan
jengkal per jengkal kenangan yang jauh lebih dulu
berpaling meninggalkan kita.

2018


 

PERMOHONAN
: drh.

aku telah menjadi orang lain tanpa tanda pengenal.
dan kau orang asing kuharap tak berhasrat mendekat
cukup kita ciptakan jarak sehari-harinya, supaya
cinta tak berkesempatan tumbuh menyusun sejarah.

2018


 

ANGIN BEREMBUS KE BARAT

jika September telah dengan sengaja
mengeringkan kenangan dari buih hujan
maka angin akan berembus ke barat
membawa kabar tentang kegetiran

tentang gadis yang disekap di gudang
tatkala hujan sedang deras-derasnya
menyembunyikan rahasia
di balik rintiknya yang kelam.

tentu luka bakal membaur dalam berita
berita yang dengan penuh keterharuan
ditulis redaktur atas nama keturutberdukacitaan.

jika September pernah menyimpan sejarah
itulah seduka-duka sejarah
tentang tindak asusila yang pernah ada.

2018


 

BERPALINGLAH

berpalinglah.
jika setia menciptakan kesialan-kesialan,
jika beralih untuk tidak mencintainya (lagi)
demi mencintaiku sudah menjadi jawaban
yang telah tuntas kau pilih berulang-ulang.

2018


 

MEMBUTAKAN DIRI

hanya jika dengan membutakan diri
aku terselamatkan dari rasa khawatir
akan ketidaksanggupanku
melihat kau bersanding yang lain,

keragu-raguan semacam apa yang layak
kupelihara berlama-lama, selain
selekas mungkin ke dapur menyambut garpu
kemudian mengemas sepasang mataku
yang telah binasa dengan riwayat luka bertusuk-tusuk?

2018


 

PERGILAH

pergilah, jika kepergian ialah
maksud pulangmu menuju aku.

jika kepergian ialah jalan keluar
dari hikayat getir ketidakbahagiaan kau.

jika kepergian ialah satu-satunya pilihan
untuk tetap memilih aku sebagai muara

atas segala hal yang menjauhkan kau
dari apa-apa yang tak kau ingini adanya.

2018


 

DI KLENTENG HOK TJING RIO

suatu kelak, di rusuk klenteng Hok Tjing Rio
boleh datang seorang lelaki, yang entah siapa.
lelaki dengan mata tak seluas Musi,
dengan tinggi tak setegak Pagoda,
dengan sejarah keasmaraan yang nyaris
sekelam Tan Bun An dan Siti Fatimah.

suatu kelak, mungkin bakal tejingok datang lelaki
dengan besanggul darat Pulau Kemaro
dan di sana adanya, adalah lelaki
yang acap kau sebut penyair
penyair yang di tiap-tiap sajaknya
menuhankan perasaan getir.

2018


 

AKU MILIKMU
: drh.

aku adalah milikmu di hari kemarin.
sedang di hari ini dan hari-hari selanjutnya,
aku adalah aku yang telah bahagia
karena sempat merasa kau buang
dan setelahnya merasa ditemukan
; oleh orang yang lebih tepat.

2018


 

STANZA; LELAKI PEMESAN MAUT

telah dikikisnya ruas jalan
yang semakin berlipat-lipat menghadirkan jarak.
matahari terpeleset dari ranting langit yang rapuh
membikin cahaya bersipendar melumuri tubuh.
ada yang diam-diam melegam di balik jejak-jejak kakinya
bukan kenangan, bukan sesuatu yang mudah diingat.
tetapi ada, pada suatu malam tatkala Tuhan terjaga, dulu
di balik punggung masa yang jauh, di sana ia memesan maut.

2018


 

MELALUI PESAN SINGKAT

melalui pesan singkat, bukankah sudah kuberitahukan?
tak sekalipun pernah kutulis sajak, selain di tanggal merah.
semisal pagi ini, lebaran meliburkan hari-hari
dan sepi tumbuh di sepanjang menit. “aku akan menulis.”
begitu singkat pesanku menelusup ke tubuh ponselmu.
sejenak hatimu berdering, dan bunga-bunga tampak bermekaran di bibir.
“jarak akan membiak melumuri ketidakinginan berpisah,
sedang jarak tak berkeinginan andai kita terus bersama.”
demikian kukata, melalui pesan singkat;
seusai air mata menyadarkan bahwa kau-aku sedang berjauh-jauhan.

2018

 


Daffa Randai, lahir di Srimulyo, Madang Suku II, Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan pada 22 November 1996. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta. Salah seorang inisiator terbentuknya komunitas Pura-Pura Penyair. Alumnus siswa Sekolah Jurnalistik SK Trimurti 2017 yang diselenggarakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta.

Beberapa karyanya tersiar di surat kabar Sriwijaya Post, Sumatera Ekspress, dan media daring seperti: jejakpublisher.com, tembi.net, kawaca.com, kibul.in, sukusastra.com, tulis.me, lampungmediaonline.com, binisbelta.id, sastrapurnama.com, takanta.id, lpmpendapa.com, simalaba.net, rembukan.com, dan lain-lain. E-mail: randaidaffa22@gmail.com, Instagram: randaidaffa96, Facebook: Daffa Randai, Twitter: @randai_daffa, Ponsel: 0822-8245-2892.

Jejak Publisher

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.