Sepilihan Puisi Rini Febriyani

Sepilihan Puisi Rini Febriyani

KEMBANG GELISAH

Angin sepoi-sepoi menyelinap di tubuhku.
Aku gelisah resah, mendesah suara dalam dada
Bukan pangeran yang aku inginkan
Bukan pemuda kaya bertakhta
Bukan lelaki milik perempuan itu
Aku gelisah resah, bunga-bunga meninggalkan batangnya

Aku kuncup kembang
Putih melati di taman yang kemarau
Aku gelisah resah, matahari pagi berjalan meninggalkan wajahnya

Melati putih gelisah resah,
Bauku tak semerbak di kala pagi
Aku gelisah resah,
Rupaku tak seputih awan yang melayang di langitnya yang biru
Aku resah,
Mengering di atas tanah
Kembang pun  meninggalkan tangkainya
Aku gelisah
Angin tak bersua dengan kelopak-kelopakku.
Aku gelisah, resah.
Kuda hitam berlari, memalingkan wajah matahari pagi.

Sumenep, 2017


PEMBURU HARAPAN

Seekor kijang yang berlari di hutan
Mencari rerumputan hijau nan segar
Dengan tenang mengunyah
Polos dengan sadar
Namun seorang pemburu melirik
Dia menyatakan suka pada si kijang
Kijang yang kuat, gagah tapi rapuh
Tak sehebat tanduk miliknya

Menunggu jawaban dan tingkah si kijang
Pemburu melempar pancing
Kijang terikat, kaki dan tangan tak bisa bergerak
Menunggu pemburu
Berharap lepas
Dan berlari dengan bebas
Tak ada jawaban
Tembakan pemburu menembus jantung
Kijang terdiam dalam harap
Lepaskan aku
Agar aku bisa menatap
Tanpa perlu meratap

Sumenep, 2 Oktober 2017


KEMBALILAH, HANA

Rasa ini kembali,
Hana
Berharap dia memandangku
Sudah lama sekali
Rindu-rindu aku merindukanmu

Hana,
Mengapa manusia diberi rasa cinta
Tapi cinta yang aku inginkan tak bisa kusampaikan
Aku merindukanmu
Semoga dia selalu sehat
Semoga dia bahagia
Semoga dia selalu tersenyum
Semoga dia bekerja dengan baik
Hana,
Semoga dia
Hana,
Semoga dia
Dia
Hana
Semoga dia juga merindukanku.
Hana.

Sumenep, 7 Oktober 2017 


TOPENG HITAM

Semua yang kulihat serba sama
buku yang putih nampak buku yang  hitam
Wajah yang tersenyum nampak wajah yang muram
Surat yàng ramai nampak surat yang kosong
Semua yang kulihat serba sama
Kasih yang dekat nampak kasih yang jauh
Cita yang Ku gapai nampak cita yang lepas
semua yang kulihat serba sama
putih hitam tersenyum muram ramai kosong
semua nampak sama
Apa yang akan kutulis?
Aku atau Kau
daun kering mulai membusuk dan menyatu bersama tanah
matahari sudah tenggelam meninggalkan bayangan

aku masih  menjadi bayangan
berharap aku Di depan cermin milikmu
semua menjadi terbalik

Topeng
apa dengan itu aku bisa  mendapat jawaban?
kujawab ya
dengan menjaga diri
menjaga lidah
menjaga rasa
menjaga asa
mendapat jawaban
Hitam,
kita akan bahagia
sesuatu yang salah
ayah
ibu,
Topeng hitam
Meratap dalam cermin

Sumenep, 30 Oktober 2017


POHON RINDU

Bunga mawar harum memesona
Aku ingin mengambil dan kudapatkan
Berdiri kokoh di singgasana
aku iri
apakah aku bisa mencium baumu?
sudah kering dan hitam hati ini
tak ada hujan dan angin
memberi kabar
burung berkicau di tanah yang lugu
aku inginkan air agar bisa menghapus dahaga
aku inginkan rumah untuk berteduh
aku inginkan tema untuk bicara
hati ini yang sepi aku tak ingin menunggu lama
sekarang kuharap hujan

Sumenep, 20.46


Rini Febriyani. Kelahiran Sumenep. Saat ini mengajar di salah satu SD Negeri di pulau Madura. Memiliki mimpi menjadi penulis yang bisa menjadi lentera bagi anak-anak Indonesia, untuk selalu membaca, dan berkarya. email: rinifebriyani22@yahoo.co.id

Jejak Publisher

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.