Sekumpulan Puisi Yesaya Agan
BILA KAU KEMBALI
Belum lama ini,
kau kembali
Menuju semi yang kita sepakati
Bila saja ini berakhir
Berjanjilah lagi!
Aku suka!
pada sela-sela penantian ini,
gugur daun kembang yang mengering,
dan kau!
dengan celotehan kesana-kemarimu
Sedang telingaku setia menemani
Paras cantik!
tiada habis ingin kupandang
Detik-detik ini bagaimana dapat kudustai?
Bila kau tak kembali
Aku?
Aku akan bertetap di sini
Bersama semi yang menunggui
kemudian kuharapi.
Malang, 2 Maret 2017
BERSAMAMU
Memerah merah
Engkau benar marah
Kala aku hujankan cubit pada pipi kirimu
Engkau tersipu
Sedang aku enggan untuk menolak tatapmu
Maukah kau mengimbangi masaku?
Mencabuti rumput di keningku
Bersama kunang malam
Menempuh waktu, memangkas jarak
dalam gelap yang tenggelam
Malang, 12 April 2017
KICAUAN KECIL
Engkaulah realitas yang tidak nyata,
mencuri mataku untuk memandang dunia
Kau sebut itu persatuan,
aku sebut ini pembunuhan.
Jahatkah aku,
hingga angin sakal menyapaku
menggerogoti bulu kudukku
Baiklah dirimu,
hingga semilir angin mengalir
mendalami mimpimu.
-sekadar berbisik
Malang, 23 April 2017
MERA(H)MU BIRU
Cinta tidak berhenti pada kedua kelopak matamu
ia hidup sebelum engkau dibentuk
Matamu sayu membahas luka,
belum sembuh sebab duka
Seribu lintah menyesap-sesap tubuhmu
: linglung
memenuhi isi kepalamu dengan perdu
dan batu.
Malang, 23 April 2017
CINTA PERUT
Kita hidup di masyarakat yang makmur,
dulu.
Di mana cinta hidup menggema,
mengisi pundi-pundi waktu
Kebencian masalah besar,
yang segera ditiadakan
Hatiku dan hatimu adalah satu
kita adalah perbedaan.
Kini,
kebencian merebak ke mana-mana
ia bagai virus,
mematikan sendi-sendi pengharapan
disemprot dengan parfum perpecahan
mengantar pada kubu kehancuran.
Ketika uang berkuasa,
menggerakkan jiwa menuju kekenyangan
kekenyangan badaniah yang lemah
di kehidupan yang makin rumit
kita tengah makan kebencian
dari cinta kepada uang
manusia hidup untuk mencinta siapa?
tak pernah aku baca uang adalah teman
dan makhluk sosial
Kita hidup atas kebenaran pikiran
yang tengah dimanipulasi
oleh perut sendiri.
Malang, 7 Mei 2017
OTAKMU APA
Leksikon memenuhi pikirku,
dengan bahasa manusia aku berkuasa
tunduk paku tak pernah mengalahkanku
sebagai penguasa jagat alam pikirku
akulah pemilik kehidupan yang sia-sia
mengartikan diriku hanya untuk sekumpulan saraf
Sedang aku dengan angkuh
Mengaku inilah milikku
Sedang sebenarnya aku disesah,
oleh keinginan yang bakal punah
Ini adalah alat!
Pengantar menuju tempat tak terbatas,
bukan milikmu
Milik Sang Mahatahu,
yang tak terbatas pada saraf kepalamu
masihkah engkau mau mengaku bahwa ini milikmu
Kepalamu terlalu tinggi,
sehingga tak menyadari
ini semua hanyalah lambang kelupaan
dan keterbatasan:
mu.
Malang, 7 Mei 2017
Yesaya Novianto Agan, lahir 5 November 1997 di Kediri, Jawa Timur. Mahasiswa aktif Universitas Negeri Malang prodi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sejak tahun 2016. Sedang dalam proses untuk mengenal lebih jauh mengenai dunia kepenulisan. Nama akun facebook: Yesaya Agan dan instagram: yesayagan.