Sehimpunan Puisi Muhammad Fahruddin Al Mustofa
GURU EDAN
Pelajaran dimulai
Anak-anak duduk rapi
Mengisi bangku-bangku kosong
Diktat dibuka
Pak guru berkoar
Air liurnya berserak
Menitahkan ilmu pasti
Bangku-bangku mulai berderit
Menahan kebisingan teriakan
kaki-kaki itu sudah tak sabar
Menanti kapan lonceng tua berdentang
Tapi semburan-semburan liur semakin menjadi
Apalagi terdapat satu anak tertidur
Seluruh umpatan keluar
Hewan-hewan tak berdosa dirapal
Hingga bola mata ingin meloncat keluar
Seluruh siswa terdiam
Tak ada suara kecuali
Rapalan hewan-hewan tak berdosa tadi
Hingga suaranya perlahan serak
Sang guru mulai kepanasan
Mondar-mandir mencari air
Yang ditemui hanya air pada vas bunga
Ia sudah belingsatan
Diminumlah air keruh penuh akar
entah setan mana yang merasukinya
Dahaganya lenyap
berganti senyum penuh kemenangan
Sementara murid malas ini bengong menghayal
Ini guru yang gila
Atau aku yang tak waras
Dan..
Tengg.. Tengg.. Tengg..
kelas pun riuh
Murid-murid semburat
Berlarian meninggalkan bayang
Ruang kelas kosong
Sementara guru edan masih terpaku dalam tempat duduknya
Sambil memegangi keningnya
Ia berseloroh
” Dasar murid edan ”
2017
MENCINTAI UMUR DAN PERASAAN
Ada dua pola
Yang harus dipahami dua kekasih
Umur dan perasaan
Keduanya adalah kunci
Sekaligus bumerang yang siap menghujam kita
Dalam bercinta
Kita harus siap akan bahagia
Dan harus rela untuk kehilangan
Tak lain cinta itu bermain
Diantara dua pola ini
Aku suka menebak
Tentang umurku
Karena dengan itu aku bisa sedikit lega
Akan ketakutan ketika bayang kematian itu menghujam
Umur akan menemui batasnya
Sedangkan cintaku tak terbatas
Perasaan juga begitu
Berusaha merawat, memupuk hingga menjaga
Entah akan tumbuh subur
Atau mati layu
Jawabannya ada dalam hati masing-masing
Ketika salah satu terenggut
Perasaan akan sirna
tapi cinta
sekali lagi memainkan kuasanya
ia akan abadi dengan ketulusan hati
Entah bagi pemenang
Atau mereka yang tersakiti
Maka cintailah keduanya
kau tidak akan merugi
2017
TERLELAP
Untuk kali ini
Kucukupkan mataku terjaga
Ingin aku terlelap dalam dekapan lembutnya
bercumbu di antara sinar lampu neon
saling menghangatkan
saling mengasihi
Tapi malam semakin kurang ajar
Membuat otakku yang tegang
Semakin susah untuk diajak bernalar
Mataku mulai sayu
Jiwaku menolak untuk tetap terjaga
Meneruskan tarian salsa khas tanganku
di atas tumpukan huruf-huruf berdebu
Melanjutkan kisah yang belum usai
sajak-sajak dalam air ketuban
tinggal menunggu kapan ia akan pecah
membuyarkan pikiranku
agar semesta ikut bergeming
dan malam ini aku berdamai dengan malam
meneruskan puisi tentang kesunyian
hingga mata ini menutup dengan tenang
entah sinar mentari mana yang akan membangunkanku dalam kedamaian.
April, 2017
DUA TITIK
Aku masih berada di antara dua titik
Menyusun kata demi kata membentuk arti
Atau mengisi tanda petik yang kosong
Menitahkan kekuasaan khusus pada pembaca
Menjebaknya dalam kata
Masih dalam pencarian
Menempuh koma yang semakin samar
Tak tahu dihadang dengan seru manusia
Menghasilkan tanda tanya besar
?
Atau ketika ku kejar titik itu
Spasi-spasi menjegalku
Menginjakku dengan langkah bengis
Tanpa belas kasih
Lalu gerombolan tanda kurung menjelma jadi penjara
Merantai kebebasan juga imajiku
Sekali lagi aku terjebak dalam kata
Yang kubuat dengan rindu penuh sesak
Sementara jiwaku terpasung
Di antara kata bersambung atau tamat
Aku kembali .
Fes, 25 Maret 201
AKU TAK MEMBACA
Aku tak membaca
Aku ingin menulis
Aku ingin hidup
Tapi aku tak ingin susah
Mati pun aku enggan
…
Aku tak membaca
Tapi ingin kukarang buku
Aku ingin makan
Tapi aku pengangguran
Ingin aku bekerja
Untuk mencari uang
Tapi malas menjajahku
…
Aku tak membaca
Ingin aku menjadi orang pintar
Ngerti aku pun tidak
Bagaimana aku berpikir
Jika otak tak kunjung kuisi
…
Aku tak membaca
Ingin jadi kyai
Kyai macam apa yang tak mau membaca
Atau nanti berfatwa tanpa ilmu
Itulah sebab orang jadi perusak
…
Aku tak membaca
Mimpi jadi pengusaha sukses
Ah, kau terlalu naif
Membaca tak harus di perpus
Saham, pasar dunia tak luput dikuasai
Walau tanpa diktat dan arahan dosen
…
Aku tak membaca
Aku buta
Aku tuli
Aku bisu
Aku pincang
Aku tak sempurna
Aku bukan manusia
Tetouan, 8 April 2017
MENGUBUR KENANGAN TEPI PANTAI
Masih di antara pasir pantai
Debur ombak
Buih-buih bertabrakan
Angin sepoi menusuk tulang
Tawa riang teman-teman
Beberapa potret untuk keabadian
Lampu-lampu jalan menyala terang
Kursi besi menunggu pejalan kelelahan
Sementara manusia lalu-lalang
Divhadapan mulut pantai mereka mengadu
Tentang keluh kesah hidup
Menyisakan desah di setiap hembusan napas
Tarik Hembuskan
Tarik
Hembuskan
Tarik
Dalam
Keluarkan
Napas terakhir untuk kebebasan
Menggali jejak-jejak yang telah dihapus ombak
Pada senja ia bercerita
Sambil tetap menggali lebih dalam
Ia temukan sisa-sisa kenangan
Hanya dalam hitungan detik
Kembali ia pada galian pertama
Terus terulang-ulang
Semakin banyak kenangan penuh luka
Tak tahan dengan itu
Ia kubur lagi dengan pasir pantai hasil galian
Semakin ia kubur semakin ia teringat
Hampir rata dengan tanah
Tersembul jeritan dari kumpulan kenangan itu
” Kau takkan dapat mengubur kenanganmu, camkan itu ”
Suara itu lenyap
Bersamaan mentari yang tenggelam oleh air matamu
Aku masih tetap termenung
Menyisakan ribuan tanya
Pada angin malam
Tetouan, 4 April 2017
KRISIS KEJUJURAN
Kutulis rentetan kata ini dengan sesak
Sesesak hatiku menahan amarah
ketika melihat kejujuran diinjak-injak
Ketika keadilan dibeli dengan kuasa
Ketika para orang jujur berteriak
Siasat-siasat busuk segera dilancarkan
Menanti waktu yang tepat
Hanya dua pilihan
Diam atau dihabisi
Sebenarnya hal ini bukan barang baru
Sejarah mencatatnya dengan darah segar
Kisah-kisah jatuhnya orang jujur
terkubur dalam kenangan penerusnya
Membuat hati setiap orang ciut
Untuk menyuarakan kebenaran
Entah apa benar Tuhan menciptakan kejujuran
Hanya berupa angan yang gampang lenyab begitu saja
Diterpa badai kebusukan di hati para penguasa
Atau Tuhan sengaja mengajak kita bercanda
Yang sebenarnya kejujuran itu adalah kebohongan itu
Rakus, bengis, kejam, korup
Sifat-sifat manusiawi yang sengaja Ia tinggalkan di hati
Setiap manusia
Agar mereka berpikir bahwa itu adalah hina disisiNya
Apapun itu
Kejujuran semakin mahal
Langka untuk dicari
Logam mulia diantara tumpukan tahi kuda
Kita sedang dalam krisis
Krisis kejujuran
dan orang yang berani untuk menyuarakannya
Fes, 12 April 2017
#AKUKPK
DILEMA LDR ABAD INI
(1)
LDR
Orang bilang itu Long Distance Relationship
Aku bilang itu Lamunan dalam rindu
Ketika rindu ini menyayat
Tak ada lain cara untuk melampiaskan
Kecuali bertemu kekasih
Begitu kata para bijak Bestari
Tapi itu mustahil bagi mereka
Doa bergejolak agar terkasih sehat selalu
Dalam diam ia merapal
Mantra-mantra rindu yang tiada habisnya
(2)
Jika itu seorang penyair
Ratusan kertas pun basah akan tinta hitam
Jika itu pesepak bola
Entah berapa kali tendangan yang akan melayang
Jika itu Pejudi
Berapa pun taruhannya akan ia pasang
Jika itu seorang penulis
Jika itu sutradara handal
Akan ia ciptakan sebuah film yang akan dipersembahkan pada dunia
dan memproklamirkan bahwa ia sedang merindu
Jika itu seorang pedagang kopi
Ia akan sajikan kopi terpahit yang pernah dibuatnya bagai pahit getir hati ini
Jika itu seorang pustakawan
Akan ia selipkan ribuan teka-teki di setiap sudut buku yang ia baca
Jika ia seorang detektif
Ia takkan lagi bekerja , karena ia sendiri tak dapat memecahkan kasus kangen akut dirinya
(3)
Sekarang zaman sudah berubah
Mungkin itu adalah Lamunan Dalam Rindu masa lalu
Dengan telepon pintar
Rindu telah terbayar
Pertemuan hanyalah sebuah formalitas bercinta abad ini
Sepasang kekasih lebih suka beradu pesan
Dari pada bertatap muka penuh kesan
Melepas rindu lewat videocall lebih ampuh dari sebuah surat cinta
Seakan telah terbukti mitos bahwa cinta tak memandang jarak
Jarak bukan halangan tapi jarak hanya sebuah lamunan
Yang akan sadar ketika suara kekasih terdengar sayu penuh rasa cemburu
(4)
Apakah ini dilema LDR ?
Zaman telah menjawab
Tak ada lagi LDR
Tapi sebuah dosa besar ditinggalkan
Manusia lupa akan bercinta
Lupa bagaimana cara merindu
Hilang sudah sebuah arti
Arti bukan lagi intuisi
Tapi arti adalah paket pulsa dan WIFi
26 Desember 2016
Kantin Kampus
Muhammad Fahruddin Al Mustofa. Mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Sidi Mohammad Ben Abdillah, Fes Maroko. Pecandu teh susu tapi kalau adanya kopi susu ya diminum juga. Berusaha menjadi pembaca yang baik sekaligus ingin menjadi pendengar budiman. Semoga menjadi manusia yang dapat memanusiakan manusia.