Kaki Api – Sepilihan Puisi Shollina
KAKI API
Kau pernah berkata pada seringai badai
Jeruji mana ada di kaki Api
Lantas seribu kaki ada di kaki matamu
Hingga jika kau terpejam, menarik bayangku pada seribu mimpi
Bacalah makna agar mimpimu tak lagi ada kaki api
Yang menyala di laut hitam lembah putih
ANTI IS
Ini nama laki atau wanita ?
Dari serat makna kata
Temukan mubtadak khobar
Bergelayut tabu pada dada
Manzilah pada kolase besi
Mungkin akan berkarat, sejalan makna kata yang di buat mama papa
Itu artinya laki dan wanita bisa jadi dua
Bisa jadi satu suara di nada harfa
Anti Is
Yang panggilannya kau murka
Takut serat makna dari Tuan Guru akan sirna
Dada bertabu karena jika kau di panggil
Anti Is
Hilang serat dari makna kata Syeikh
DASAN DAO
Maulana pernah terbang di Dusun dengan 16 telapak tangan
Bapa marasuk, berbaur dan mencium jenggot-jenggot sebaya
Yang katanya ini desa dari buah Dao besar
Diberi mandat untuk menanam sahabat
Bapa tidak tau ini buah atau susah
Sebab Maulana berdecak gelengan kepala
Melihat batang raksasa tumbuh pada padang menyala
Terhias batu krikil setajam kuku keong di sungai keditan
Hingga mega saat tiba, Maulana mencuri suara dari bilik jendela
Ini Dasan Dao yang katanya para wali dapat bersembao
Di daun rindang Dao
UKIRAN KACA MATA LELAH
Luas tanah sekitar enam enam are dari warisan sang dende sejak zaman belande
Bapa melukis keringat di sana.
Ia disana, di enam enam are yang katanya ada sinar teja
Garit lurus ke bawah merakit batang panjang
Pada bundar lapang di atas bling pecah
Itu sudah terukir angka satu di raut wajah saat lelah
Ukirannya semakin berkawan pada bling pecah
Yang tiap detiknya telah berkolase pada mata jala
Diminum tak sanggup dengan jarak tempuh enam enam are
Ukiran angka satu dari mata dua berbaur satu
Yang terselip di nadi hulu berkeyakinan pacu
SINGA MANGSA
Istana bambu runcing di kokoq Tiga Serangkai kabarnya telah menelan satu korban
Dari kampung RT tiga tiga dekat kediaman Keliang Haji Bae
Isak tangis yang asin menenun debu yang akan menjadi karya nyale
Dari pasar berlari mendengar pewarta mencuri biji suara dari keliang Haji Bae
Dia berbulu lebat berwarna coklat dari mata pemantik
Kukira ia akan merangkak menumbuk do’a di rangka pintu
Namun sejalan kaki jari mencari pemangsa dari singa berkedok nasar
Yang lagi katanya sebagai tumbal dari RT tiga tiga telah menolak kurnia
Seketika dimangsa jadi larva syurga setengah neraka
Ia meraba udara mencari kerlip permata
Mungkin ada Sang Mangsa
Belom tertelan keluar larva syurga setengah neraka
Assalamu’alaikum wr wb
Penulis bernama Shollina. Lahir di Pringgabaya, Lombok Timur NTB pada tanggal 24 Maret 1998. Sedang menempuh pendidikan di Universitas Hamzanwadi Selong dengan jurusan S1 Pendidikan Ekonomi. Bisa bertegur sapa melalui sosmed FB Sholli Wasallim.
Wassalamu’alaikum wr wb